Indikatorini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 - 85 %. Rumus BOR: Bila lebih dari 85 % : * Pelayanan yg dijalankan dokter, perawat dll kurang efektif, karena beban kerja tinggi. * Ruang kerja terbatas.
Cara Menghitung BOR, ALVOS, TOI, BTO, GDR, NDR Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap 1. BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR menurut Huffman 1994 adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% Depkes RI, 2005. Rumus BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit / Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode X 100% 2. AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat AVLOS menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005. Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar hidup + mati 3. TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan / Jumlah pasien keluar hidup +mati 4. BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Huffman 1994 adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Rumus BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati / Jumlah tempat tidur 5. NDR Net Death Rate NDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus NDR = Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ 6. GDR Gross Death Rate GDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ Indikator Mutu pelayanan rawat inap - NDR - GDR - Prosentase Mati kurang dari 48 jam Indikator efisiensi pelayanan unit rawat inap - LOS - TOI - Ratio hari perawatan dengan perawat rawat inap Selain menggunakan beberapa indikator dan grafik yang menyajikan informasi dari data yang diolah, salah satu alat pemantau efisiensi yang dapat digunakan di unit rekam medis adalah grafik Barber Johnson, yang menempatkan empat parameter yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO pada satu titik BOR Bed Occupancy Rate Standar 75-85% Rata-rata penggunaan tempat tidur Angkat BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh maysarakat. Angka BOR yang tinggi >85% menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan RS dan penambahan tempat tidur ALOS Average Length of Stay Standar 3-12 hari Rata-rata Lama dirawat Angka LOS yang tinggi >12 hari menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya suatu pelayanan rumah sakit TOI Turn Over Interval Standar 1-3 hari Interval penggunaan tempat tidur Angkat TOI yang tinggi >3hari menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit BTO Bed Turn Over Standar 30 kali Frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu rumah sakit Angkat BTO yang tinggi >30 kali menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit GDR Gross Death Rate Standar Semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Angka ini bisa digunakan untuk menilai mutu pelayanan jika angka kematian Semakin rendah NDR, suatu rumah sakit berarti mutu pelayananannya semakin baik
371116011S Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Jaya RSU NK Pemkab 0 12 20 43 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 BOR JUMLAH TEMPAT TIDUR NO KODE RS NAMA RS JENIS RS KLS RS PENYELENGGARA. VVIP VIP I II III ICU PICU NICU HCU ICCU IGD Bayi Baru Lahir Kamar Bersalin Ruang Operasi Ruang Isolasi BOR
A Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit tempat tidur yang dipakai di rumah sakit penuh. BOR = 2. LOS (Lenght of Stay) kuadrat terkecil dengan rumus berikut ini : (17) Y = a + bx . 21 Mencari nilai a dan b dengan rumus : Keterangan :
JurnalAdministrasi Rumah Sakit Volume 3 Nomor 1 Jurnal ARSI/Oktober 2016 42 Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di (Ristono, 2013). Adapun rumus safety stock adalah sebagai berikut: Safety Stock = Z * 2. Economic Order Quantity ( EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) adalah model kontrol inventori paling sederhana
Giiym. k8bdz37m3n.pages.dev/27k8bdz37m3n.pages.dev/164k8bdz37m3n.pages.dev/461k8bdz37m3n.pages.dev/429k8bdz37m3n.pages.dev/304k8bdz37m3n.pages.dev/341k8bdz37m3n.pages.dev/119k8bdz37m3n.pages.dev/278
rumus bor rumah sakit