Salahsatunya formulir lembar masuk dan keluar. Terciptanya rekam medis yang baik akan menghasilkan pelayanan yang baik bagi pasien maupun pihak rumah sakit dalam memelihara informasi pasien. Berdasarkan pengalaman waktu praktik kerja lapangan pada tahun 2019 di RSU Assalam Gemolong peneliti menemukan permasalahan ketidaklengkapan pengisian.
Occupancy Ratio BOR dalam beberapa pekan ini semakin sering diucapkan. Sekarang muncul kekhawatira karena BOR sejumlah kota di Pulau Jawa naik drastis seiring melonjaknya kasus Covid-19. BOR rumah sakit itu apa? Mungkin sebagian orang belum mengetahui apa itu BOR dan bagaimana cara menghitungnya. Sebelum itu, Anda perlu memahami tentang tempat tidur di fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi bagian dalam rumus BOR. BOR adalah angka keterisian tempat tidur di rumah sakit. Dalam hal kasus covid-19, BOR berarti angkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19. Berdasarkan sistem informasi kesehatan yang dilansir dari istilah yang umum digunakan adalah tempat tidur tersedia. Tempat tidur tersedia adalah tempat tidur fasilitas kesehatan yang tersedia untuk rawat inap baik yang terisi maupun kosong pada waktu tertentu. Baca juga Kasus Covid Melonjak, Menteri Agama Yaqut Terbitkan Edaran Pembatasan Kegiatan di Rumah Ibadah Di rumah sakit, tempat tidur tersedia termasuk tempat tidur untuk penggunaan normal baik terisi maupun kosong, dan tidak termasuk adalah tempat tidur di ruang pemeriksaan, unit gawat darurat, terapi fisik, ruang persalinan, dan ruang pemulihan. Tempat tidur bayi atau bassinet dihitung terpisah dengan tempat tidur tersedia Horton, 2017; IFHIMA, 2012. Bed Occupancy Ratio BOR dikenal juga dengan percent occupancy, occupancy percent, percentage of occupancy, occupancy ratio. Di Indonesia dikenal dengan BOR yaitu persentase penggunaan tempat tidur pada waktu tertentu. BOR ideal 60 – 85 % Kemenkes RI BOR dihitung dengan menggunakan rumus Jumlah hari perawatan pada periode tertentu dikali 100. Kemudian dibagi jumlah tempat tidur tersedia dikali jumlah hari pada periode yang sama. BOR di Jakarta di Atas 75 Persen Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa 15/6/2021 mengatakan, angka keterisian tempat tidur BOR di rumah sakit rujukan Covid-19 juga terus meningkat dalam sepekan. Wiku mengatakan, secara umum, baik kasus positif maupun BOR RS rujukan Covid-19 di Indonesia tercatat meroket pekan ini. RumahSakit Selaguri Padang Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Tahun 2013-2015 [Skripsi]. Padang: Universitas Andalas. 8. Profil Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat 2018 9. Sudra, R. I. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu. 10. Republik Indonesia.2008.Permenkes No 269Tahun 2008. Tentang Rekam Medis. Jakarta. 11. 100% found this document useful 1 vote8K views7 pagesDescriptionmenghitung BOR rumah sakitCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote8K views7 pagesCara Menghitung BOR Rumah SakitJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. TargetBOR Maret 12, 2013 · BOR (Body Occupancy Rate) adalah salah satu metode penilaian efisiensi pengelolaan rumah sakit yang berarti angka rata-rata tempat tidur terisi dalam satu tahun. Bed Occupancy Rate BOR merupakan salah satu dari empat parameter Grafik Barber Johnson yang menggambarkan tingkat hunian rawat inap di sebuah rumah sakit. Jika didefinisakan, Bed Occupancy Rate BOR adalah persentase tempat tidur terisi dalam periode tertentu. Maksudnya Bed Occupancy Rate BOR adalah persentase tempat tidur yang terisi dari sekian kapasitas tempat tidur yang disediakan/tersedia pada layanan rawat inap. Lebih rincinya, Bed Occupancy Rate BOR adalah rasio antara inpatient service days atau hari perawatan HP terhadap inpatient bed count days atau jumlah tempat tidur dalam periode tertentu. Adapun satuan dari Bed Occupancy Rate BOR atau Percentage Bed Occupancy PBO ini adalah persen. Rumus Bed Occupancy Rate BOR/Percentage Bed Occupancy PBO Dari pengertian mengenai Bed Occupancy Rate BOR tersebut di atas, maka dapat digambarkan rumus Bed Occupancy Rate BOR sebagai berikut Keterangan HP = Jumlah Total Hari Perawatan TT = Jumlah Total Tempat Tidur tersedia Per = Periode penghitungan tertentu Agar dapat lebih memahami rumus Bed Occupancy Rate BOR tersebut, maka kita juga perlu mengerti dan memahami beberapa istilah atau definisi terkait elemen-elemen yang mendukung rumus Bed Occupancy Rate BOR tersebut, yaitu Hari Perawatan HP Dari istilahnya, sepintas, Jumlah Total Hari Perawatan HP seperti memiliki arti sebagai hari lamanya pasien dirawat atau Length of Stay LOS. Ini tidak benar. Jumlah Total Hari Perawatan HP bukanlah hari lamanya pasien dirawat atau Length of Stay LOS, melainkan, di dalam buku Health Information Management hal 425, Jumlah Total Hari Perawatan HP adalah sama dengan Total Inpatient/Resident Service Days atau Inpatient Service Days. Beberapa istilah yang harus dimengerti terkait Hari Perawatan HP seperti di bawah ini Inpatient/Resident Service Day Istilah ini sama dengan istilah Hari Perawatan HP, yaitu satuan pengukuran yang menunjukkan bahwa layanan rawat inap telah diterima/didapatkan oleh seorang pasien di dalam periode satu kali 24 jam. Total Inpatient/Resident Service Days atau Inpatient Service Days Istilah ini sama dengan istilah Jumlah Total Hari Perawatan, yaitu jumlah semua hari perawatan setiap harinya, dalam periode tertentu. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh sensus harian di bawah ini Pasien awal midnight tgl 28 Maret 000000 5 Pasien keluar pindah + pulang + meninggal tgl 29 Maret >000000 4 Pasien awal midnight tgl 29 Maret <= 240000 41 Jumlah Total Hari Perawatan atau inpatient service days tgl 29 Maret adalah 41 pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, Jumlah Total Hari Perawatan HP adalah jumlah sisa pasien yang masih dirawat di ruang perawatan tertentu atau di rumah sakit dalam periode tertentu. Tempat Tidur TT Bicara mengenai tempat tidur didalam layanan rawat inap sebuah rumah sakit, maka ada beberapa tipe tempat tidur yang perlu diperhatikan Bed count Adalah jumlah seluruh tempat tidur yang tersedia baik yang terisi maupun yang tidak terisi, pada hari yang bersangkutan. Bed count day Istilah ini sama dengan Tempat Tidur TT, yaitu satuan pengukuran yang menunjukkan keberadaan satu tempat tidur pasien rawat inap baik yang terisi maupun yang tidak terisi, yang telah ditetapkan untuk digunakan dalam periode satu kali 24 jam. Bed count days Istilah ini sama dengan Jumlah Total Tempat Tidur TT, adalah jumlah semua Tempat Tidur TT rawat inap setiap harinya, dalam periode tertentu. Periode Periode merupakan rentang waktu yang dapat ditentukan oleh penyusun laporan Bed Occupancy Rate BOR, bisa dalam rentang harian satu hari, bulanan 28, 29, 30 atau 31 tergantung umur bulannya atau satu tahun 364, 365 atau 366, tergantung dari end user memerlukan data yang mana yang akan digunakan untuk menganalisis layanan rawat inap. Contoh Menghitung BOR Bed Occupancy Rate Di sebuah rumah sakit X terdapat sebuah ruang perawatan yang namanya Ruang Mawar. Dalam bulan Maret 2018, Ruang Mawar ditetapkan memiliki kapasitas tembat tidur sebanyak 42TT. Pada bulan Maret 2018 tersebut, hari perawatan Ruang Mawar tersebut adalah sebesar Berapakah BOR-nya ? Diketahui HP = orang TT = 42 buah Per = 31 hari Jika kita mengaplikasikannya ke dalam rumus Bed Occupancy Rate BOR, maka BOR = 0,921659 x 100 BOR = 92, 17% Sumber Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011 Soejadi, DHHSA, Jakarta, 1985, Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber-Johnson Sebagai Salah Satu Indikator Huffman, 1984, Health Information Management

efisiensipelayanan rumah sakit yaitu: a) BOR (Bed Occupancy Rate) Yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Menurut Sudra, I (2010) periode perhitungan BOR ditentukan Jadi rumus untuk menghitung BOR yaitu: x 100% = x 100% Keterangan: O = rata-rata tempat tidur terpakai A = rata-rata tempat tidur tersedia

Bed Occupancy Rate Bed Occupancy Rate ~ Dalam rangka melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan melindungi pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal rumah sakit yang bias disebut hospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-aturan berkaitan dengan pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan manajemen. Bentuk peraturan internal rumah sakit HBL yang merupakan materi muatan pengaturan dapat meliputi antara lain Tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran, komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan rekanan. Bed Occupancy Rate ialah Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indiktor ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. Adapun rumus Bed Occupancy Rate adalah sebagai berikut Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati 100 berarti ideal tetapi bila BOR Rumah Sakit 60-80% sudah bias dikatakan ideal. BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan oleh karena adanya perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medik, perbedaan teknologi intervensi. Semua per bedaan tadi disebut sebagai “case mix”.
Indikatorini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 - 85 %. Rumus BOR: Bila lebih dari 85 % : * Pelayanan yg dijalankan dokter, perawat dll kurang efektif, karena beban kerja tinggi. * Ruang kerja terbatas. Cara Menghitung BOR, ALVOS, TOI, BTO, GDR, NDR Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap 1. BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR menurut Huffman 1994 adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% Depkes RI, 2005. Rumus BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit / Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode X 100% 2. AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat AVLOS menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005. Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar hidup + mati 3. TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan / Jumlah pasien keluar hidup +mati 4. BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Huffman 1994 adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Rumus BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati / Jumlah tempat tidur 5. NDR Net Death Rate NDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus NDR = Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ 6. GDR Gross Death Rate GDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ Indikator Mutu pelayanan rawat inap - NDR - GDR - Prosentase Mati kurang dari 48 jam Indikator efisiensi pelayanan unit rawat inap - LOS - TOI - Ratio hari perawatan dengan perawat rawat inap Selain menggunakan beberapa indikator dan grafik yang menyajikan informasi dari data yang diolah, salah satu alat pemantau efisiensi yang dapat digunakan di unit rekam medis adalah grafik Barber Johnson, yang menempatkan empat parameter yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO pada satu titik BOR Bed Occupancy Rate Standar 75-85% Rata-rata penggunaan tempat tidur Angkat BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh maysarakat. Angka BOR yang tinggi >85% menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan RS dan penambahan tempat tidur ALOS Average Length of Stay Standar 3-12 hari Rata-rata Lama dirawat Angka LOS yang tinggi >12 hari menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya suatu pelayanan rumah sakit TOI Turn Over Interval Standar 1-3 hari Interval penggunaan tempat tidur Angkat TOI yang tinggi >3hari menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit BTO Bed Turn Over Standar 30 kali Frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu rumah sakit Angkat BTO yang tinggi >30 kali menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit GDR Gross Death Rate Standar Semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Angka ini bisa digunakan untuk menilai mutu pelayanan jika angka kematian Semakin rendah NDR, suatu rumah sakit berarti mutu pelayananannya semakin baik 371116011S Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Jaya RSU NK Pemkab 0 12 20 43 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 BOR JUMLAH TEMPAT TIDUR NO KODE RS NAMA RS JENIS RS KLS RS PENYELENGGARA. VVIP VIP I II III ICU PICU NICU HCU ICCU IGD Bayi Baru Lahir Kamar Bersalin Ruang Operasi Ruang Isolasi BOR A Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit tempat tidur yang dipakai di rumah sakit penuh. BOR = 2. LOS (Lenght of Stay) kuadrat terkecil dengan rumus berikut ini : (17) Y = a + bx . 21 Mencari nilai a dan b dengan rumus : Keterangan :
JurnalAdministrasi Rumah Sakit Volume 3 Nomor 1 Jurnal ARSI/Oktober 2016 42 Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di (Ristono, 2013). Adapun rumus safety stock adalah sebagai berikut: Safety Stock = Z * 2. Economic Order Quantity ( EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) adalah model kontrol inventori paling sederhana
Giiym.
  • k8bdz37m3n.pages.dev/27
  • k8bdz37m3n.pages.dev/164
  • k8bdz37m3n.pages.dev/461
  • k8bdz37m3n.pages.dev/429
  • k8bdz37m3n.pages.dev/304
  • k8bdz37m3n.pages.dev/341
  • k8bdz37m3n.pages.dev/119
  • k8bdz37m3n.pages.dev/278
  • rumus bor rumah sakit